CS Menjawab Tantangan Global Value Chain

Pademi Covid-19 yang telah melanda dunia melumpuhkan berbagai sektor kehidupan. Dampaknya juga telah mempengaruhi operasional global value chain, terutama dalam sistem logistik dan transportasi produk ekspor. Kondisi itu juga dirasakan hingga di Indonesia sejak Maret 2020 lalu.

Perekonomian tidak bergerak dan cenderung mengalami kemunduran, bahkan terjadi resesi global. Berbagai persoalan baru bermunculan mengiringi perjalanan pandemi, tantangan besar dihadapan untuk segera memulihkan kondisi dalam ketidakpastian ini. Situasi semakin kompleks dan rumit. Semua pihak berusaha menahan diri untuk mengurangi aktivitasnya.

Tidak demikian halnya dengan CS (Center of System), saat pandemi Covid-19 mulai meledak di Indonesia bulan Mei 2020, CS mendapatkan tugas dan kepercayaan dari ADB (Asian Development Bank) yang berkantor pusat di Manila, Filipina.

Terhitung sejak tanggal 1 Juni 2020 hingga 30 April 2021, CS dipercaya oleh ADB untuk melaksanakan kegiatan “Analisis rantai nilai buah dan sayur di Indonesia” berdasarkan kontrak No. 158164-S53698 tanggal 25 Mei 2020 terkait TA-9689 REG:  Analysis of Fruit and Vegetable Value Chains in Indonesia. Fokus komoditas yang ditetapkan adalah 3 jenis buah dan sayur dengan representasi lokasi di Indonesia Timur dan Indonesia Barat. “Komoditas dan lokasi dipilih dan ditetapkan berdasarkan kriteria yang digali menurut online survei dan ditetapkan dalam inception workshop bulan Juli 2020” kata Prof. Djoko Said selaku National Expert dari tim pengkaji.

Hasil inception workshop juga disepakati 2 lokasi di masing-masing wilayah Indonesia, yaitu Jawa Barat dan Bali-Lombok, sedangkan komoditi terpilih: bawang merah, cabai, pisang, dan jeruk.

Kegiatan yang telah berjalan hingga akhir tahun 2020 ini bertujuan:

  1. susut pasca panen (postharvest losses/PHL) yang terjadi di berbagai segmen rantai nilai seperti panen, pengumpulan di lahan, pembersihan, pengemasan, penyimpanan, transportasi, dan bongkar-muat;
  2. analisis pasar lokal untuk komoditas terpilih;
  3. profitabilitas petani dalam produksi buah dan sayuran;
  4. peran pedagang perantara (middleman) dan dampaknya terhadap harga dan pasokan;
  5. peran lembaga pemerintah dalam mendukung rantai nilai; dan
  6. ketersediaan dan kualitas fasilitas penyimpanan dingin, transportasi, pengemasan, dan lain-lain.

Dalam berbagai kesempatan Prof Eriyatno selaku Intenational Expert dari ADB menyampaikan bahwa hasil kegiatan ini berkontribusi terhadap persiapan “Dry Land Management Project” yang diusulkan kepada ADB sebagai program Loan dengan koordinasi Kementerian Pertanian melalui Bappenas.

“Interim Report yang merupakan hasil analisis kegiatan hingga November 2020 telah disampaikan dan diterima dengan baik oleh pihak ADB” demikian tambahan informasi yang disampaikan oleh Ir Arfian Muslim yang bertindak sebagai data enumerator dalam kegiatan ini. Saat ini CS sedang menyiapkan Draft Final Report yang nantinya dipresentasikan melalui Lokakarya Nasional direncanakan bulan Februari 2021, dengan para pemangku kepentingan yakni ADB, Kementerian Pertanian, Bappenas, dan pemerintah daerah terkait.

by Arfian Muslim & Sugiyono

31 Desember 2020

_PRINT